Kebaktian Tahun Baru Imlek 2563 (Tahun 2012 Masehi) di GKII Bethel Sintang
Gong Xi Fa Chai 2563.
Tak terasa, tahun baru imlek kembali menyapa. Tahun baru, dimana semua orang bergembira, karena telah menyelesaikan satu tahun dan siap memasuki tahun yang baru, dimana ada harapan yang baru pula.
Demikian pula yang dirasakan oleh Jemaat GKII Bethel Sintang, secara istimewa saudara-saudari dari etnis Tionghoa, tanggal 23 Januari 2012 menjadi hari yang spesial, karena dalam kalender China, hari Senin, Tanggal 23 Januari 2012 bertepatan dengan Tahun Baru imlek 2563.
Oleh karennya, maka pada hari senin, 23/1/2012, di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Bethel Sintang, dilaksanakan Kebaktian Tahun Baru Imlek 2563. Sebagai ucapan syukur kepada Bapa di Sorga yang telah mengantar Jemaat memasuki tahun yang baru, serta senantiasa berharap Tuhan selalu menyertai dalam menjalani 1 tahun di depan.
Berikut foto beberapa moment dalam Ibadah Tahun Baru Ilek 2563 sekaligus perayaannya.
Dalam kebaktian Tahun Baru Imlek 2563 (2012), Firman Tuhan di sampaikan oleh Rev. Ximen Chau, yang mana notabene, beliau adalah Gembala Jemaat GKII Bethel Sintang dan kebetulan beliau salah seorang Pendeta GKII yang berasal dari Etnis Tionghoa. Oleh karena itu, pemahaman beliau tentang keterkaitan budaya Tionghoa dan Theologia Kristen cukup dalam, sehingga dapat memberikan tambahan wawasan bagi seorang kristiani untuk memahami budaya dan istiadat etnis Tionghoa secara lebih gamblang.
Berikut adalah petikan Khotbah Rev. Ximen Chau dalam Ibadah Tahun Baru Imlek 2563 di GKII Bethel Sintang:
Tema : Yesus Pokok Pengharapan
Seorang bapak berkata kepada saya “saya pikir setelah ganti tahun 2012 keluarganya akan lebih baik, tetapi kenyataan tidak”. Kita memiliki banyak harapan. Memasuki Tahun Baru biasanya dipenuhi dengan harapan-harapan.
Tahun Baru Imlek didalamnya penuh dengan nuansa harapan. Siapakah yang sesunggunya dapat memberikan jawaban terhadap semua harapan tersebut?. . . . . jawabannya mereka yang diluar Kristus bersandar kepada kekuatannya sendiri serta memohon kepada para dewa dan roh-roh leluhur yang sudah meninggal. Tetapi semuanya sia-sia saja.
Pada pelajaran Firman Tuhan hari ini, saya akan membawa kita meneliti pokok-pokok pengharapan yang terkandung dalam tradisi Tahun Baru Imlek yang sesungguhnya jawaban harapan tersebut hanya dapat dipenuhi didalam Tuhan Yesus Kristus.
Apakah pokok-pokok harapan tersebut, yaitu:
1. PENGHARAPAN KESELAMATAN.
Kita menyaksikan bahwa warna merah menjadi sangat menonjol dalam Tahun Baru Imlek. Ang Pao merah, baju merah, bunga, lukisan, dekorasi dsbnya. Sejak dahulu kala para sastrawan China selalu melukiskan musim semi dengan serba merah.
Merah selalu dihubungkan dengan keberuntungan, keselamatan. Keselamatan dapat dimengerti dalam dua sisi, yaitu keselamatan dalam arti keberuntungan hidup didunia ini. Kedua adalah keselamatan kekal, yaitu keberadaan setelah kematian. Keselamtan kekal adalah keberuntungan untuk selama-lamanya.
Tuhan Yesus sendiri menjadi pusat pengharapan keselamatan. Didalam dunia ini dia berjanji akan menyertai kita senantiasa (Mat 28:20). Dia juga memberikan kehidupan kekal kepada kita yang percaya. Efe 2:8 menjelaskan keselamatan itu anugrah, pemberian Cuma-Cuma.
Namun, Pengharapan orang-orang Tionghoa menekankan kepada kebaikan. Menekan jasa. Mereka takut sesungguhnya dosa-dosanya mendatangkan malapetaka buat mereka.
Seorang penyair bernama Fan Cheng Ta menulis bahwa pada tanggal 24 dewa dapur akan naik ke surga untuk membawa laporan kehidupan manusia. Dia naik dengan kereta berawan, ditiup n dikemudi oleh angin. Dia menikmati persembahan makanan dan minuman keras, ikan segar, kepala babi rebus, roti, uang-uangan yang dibakar.
Harapannya dia kenyang, bisa laporkan yang baik, yang manis. Maka dewa dapur mendapat penyembahan istimewa. Saudara, semua harapan itu tidak ada dasarnya. Surga adalah milik Allah yang Maha Suci, Surga tidak bias disogok. Alkitab berkata Tuhan Yesus akan mengadili semua manusia dengan adil dan bijaksana. Pengharapan keselamatan hanya sepenuh melalui Tuhan Yesus.
2. PENGHARAPAN DILEPASKAN DARI KESIALAN.
Kesialan digambarkan sebagai ketidakmujuran segala bidang kehidupan. Berbagai upaya dilakukan dalam tradisi imlek supaya kesialan tidak ada ditahun baru dan seterusnya. Menurut kepercayaan utang-utangpun harus dilunasi sebelum menutup tahun dan memasuki Tahun Baru, karena hutang dianggap sebagai tidak bersih, tidak suci. Rumah-rumah dibersihkan beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek, karena hidup harus bersih supaya terhalang menerima pahala-pahala dari sang dewa langit.
Alkitab menggambarkan kehidupan yang selalu mengalami kesialan sebagai kehidupan dibawah kutuk (Baca Ulangan 28:15-46). Kesialan identik dengan keadaan yang selalu gagal…siapakah yang mau hidup seperti itu?.. jika kita hidup seperti atau takut terjadi seperti ada kabar baiknya yaitu Firman Tuhan katakan “Yesus telah menanggung kutuk atas kita (kesialan) diatas kayu salib.” Lihat Galatia 3:13-14. haleluyah…
Tidak berarti menjadi Kristen tidak ada masalah…tetapi Tuhan Yesus yang kita percaya diatas masalah kita. Masalah bagi kita yang sudah lahir baru bukan kutuk tetapi berkat, kenapa..karena sarana Allah mendewasakan kita.
3. PENGHARAPAN DAMAI SEJAHTERA (KEBAHAGIAAN)
Ada ucapan Wan Shi Ru Yi…..Sen Thi Khien Khong…artinya semua masalah bisa dilewati, ada kesehatan. Harapan-harapan itu artinya ingin hidup damai sejahtera atau kebahagiaan. Siapakah yang dapat memberikan kebahagiaan/kedamaian sejati….yaitu Yesus Kristus.
Yesus berkata berkali-kali setelah Dia bangkit “Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20:25). Damai sejati hanya dapat didalam Tuhan Yesus karena Firman Tuhan berkata Yesus adalah “Raja Damai”.
Waktu Yesus lahir malaikat bernyanyi di surga “Damai dibumi-damai dibumi” karena memang hanya dia sumber perdamaian yang mampu mendamaikan manusia dengan Allah, satu dengan yang lain serta berdamai dengan diri sendiri.
Kesimpulan:
Dalam imlek ada harapan keselamatan…harapan lepas dari kesialan…harapan untuk peroleh damai sejahtera.. . tetapi semua itu hanya dipenuhi oleh Tuhan Yesus…
Sehingga setiap kita sangat perlu untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat atau hidup dalam Tuhan Yesus sepenuhnya.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Setelah selesai Firman Tuhan di taburkan, maka Kebaktian dilanjutkan dengan Persembahan Puji-Pujian dari kaum Lansia untuk mengagungkan Nama Tuhan.
Walaupun rata-rata sudah lanjut usia, namun semangat para sesepuh ini patut dijadikan teladan bagi Jemaat lain yang masih muda dan kuat.
Para jemaat yang telah lanjut usia dan tergabung dalam kelompok persekutuan “SUKACITA” telah jauh hari sebelumnya mempersiapkan diri melayani dalam Ibadah Imlek 2563 ini.
Oleh
Akhirnya …. Selamat tahun baru imlek, Tuhan memberkati.