Melalui Keunikannya Wanita Berfungsi & Menjadi Teladan

Wanita Bijak, Murid kristus

Wanita Bijak, Murid Kristus

Ketika sisi keunikan wanita dipulihkan, maka ia dapat berfungsi dengan benar. Apa kata Firman Tuhan tentang “Fungsi” wanita? Kitab Kejadian 2:18 berkata:

“Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.

Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadan, artinya dapat bersanding dengan pria. Ia adalah penolong yang sepadan dalam keadaan apapun dan dalam kelompok usia manapun (remaja, single maupun menikah). Tujuan awal Allah menciptakan wanita adalah menjadi penolong yang sepadan, didalam lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pelayanan.

Bagi wanita single, ia harus belajar menjadi penolong dengan cara melayani orang lain, mengasihi dan bersedia untuk menerima kasih dari orang-orang sekitarnya. Bila ia sudah menikah, ia harus melayani suami dan anak-anaknya.

Tidak hanya keluarganya tetapi ia juga harus belajar melayani orang-orang lain. Allah menciptakan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik (Efesus 2:10). Menjadi penolong adalah tujuan hidup wanita didunia dan harus dimulai sejak masa single, sehingga pada saat menikah ia akan tetap menjalaninya tanpa merasa kurang berharga sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya.

Banyak wanita melihat kata “penolong” sebagai hal yang kurang berharga dibandingkan dengan pria sebagai kepala-“Pemimpin”. Roh Kudus adalah Roh Penolong bagi kita semua (Yohanes 14:16). Penolong berbicara tentang fungsi, bukan inferioritas. Untuk menjadi seorang pelolong, setiap wanita harus belajar memiliki sikap hari “tunduk” dengan menghormati pria.

Menghormati bukan berarti pria lebih hebat atau lebih kuat dari wanita, sikap hati tunduk artinya menghormati mereka sebagai kepala seperti yang Tuhan inginkan dalam 1 Korintus 11:3. Bila kita melakukannya berarti kita mentaati perintah Tuhan, bukan sedang menunjukkan bahwa wanita kurang berharga dari pria.

Saat seorang wanita menikah, ia harus belajar untuk menundukkan diri kepada suami. Demikian juga suami harus mengasihi istri seperti yang tertulis dalam Efesus 5: 22-24.

Hai Istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu”.(Efesus 5: 22-24)

Untuk dapat menjalankan fungsi sebagai penolong dalam keluarga, maka wanita memerlukan sikap penundukan diri yang benar, bukan atas dasar paksaan melainkan karena ketaatan  pada Firman Tuhan, sehingga mendatangkan berkat dan kemuliaan bagi Tuhan. (sl)

(Sumber: MUTIARA KEHIDUPAN WANITA – 30 Hari merenungkan Firman Tuhan dan belajar menjadi bijak).

About