Generasi Titipan
Sepenggal Kenangan, – By: Ev. John Ardi
Suatu saat mata saya seperti di tarik oleh magnet, terarah kepada satu photo yang yang di upload oleh salah seorang teman saya di situs jejaring social (facebook). Photonya biasa saja dan kemungkinan besar saya tidak mengenal mereka yang ada di photo tersebut. Namun lokasi pengambilan photo tersebutlah yang membuat hati saya tergetar, terbawa kepada kenangan belasan tahun lalu.
Berikut adalah copy paste kemetar yang saya tinggalkan di akun tersebut.
Saya: hmmmm GKII bethel… 6 tahun saya jadi jemaat di sana… dan itu belasan tahun yang lalu…. makin mantap… maju terus GKII Bethel 11 Juli pukul 19:55 • Suka
Dan selang beberapa hari kemudian, saat menyempatkan diri untuk kembali melongok ke akun facebook ternyata di bawah komentar saya tertera komentar seperti di bawah ini:
LU ?@JA, GKII Bethel adalah bagian dari kita semua…GKII Bethel ada sampai hari ini krna sdh byk yg ambil bagian mnjadi pendoa2 gkii Bethel. 17 jam yang lalu • Batal Suka • 1
Membaca komentar di atas membuat saya semakin menyadari bahwa sebuah gereja adalah sebuah lembaga yang sangat potensial untuk memberi pengaruh agar setiap generasi, terutama generasi muda menemukan arah dan panggilannya hidupnya.
Sebagaimana kebanyakan anak pendeta pada masa itu, saat menjalani pendidikan di level SMP dan SMU saya harus tinggal dan menetap di Kota Sintang. Dan satu-satunya tempat yang paling orang tua harapkan untuk sering saya kunjungi adalah gereja. Dan pilihan satu-satunya pada masa itu adalah Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Bethel Sintang. Sebuah gereja yang terletak dekat tepian sungai Kapuas yang sangat terkenal itu.
Dan syukur kepada Tuhan , walaupun bioskop, lapangan sepak bola, rumah teman, tempat “nongkrong” di tepian sungai Kapuas, terkadang memanggil dengan suara yang dominan dan rayuan yang aduhai, pada akhirnya saya tahu tempat yang paling baik buat kehidupan saya adalah sebuah gedung tua (pada masa itu) yang kami kenal dengan Gereja Kemah Injil Indonesia Bethel Sintang.
Puji syukur kepada Tuhan, pada hari ini dilokasi yang sama telah berdiri sebuah bangunan Gereja dengan nuansa baru yang sangat menarik perhatian. Di Gereja kemah Injil Indonesia Bethel sintang, saya menemukan dua sosok gembala yang memberi kesan special.
Gembala sidang pertama adalah Pdt. Rubdi Labung, satu hal yang hampir selalu ia buat adalah; jika ada vogal group anak muda bersaksi melalui pujian dan kesaksian itu relevan dengan khotbah yang beliau sampaikan hampir pasti setelah berita Firman Tuhan, mereka akan diminta tampil kembali. Dengan metode seperti itu, anak-anak muda akan semakin termotivasi untuk bersaksi bagi Tuhan. Pdt. Rubdi Labung adalah pendeta yang membatis saya di tepian sungai melawi sintang.
Setelah Pdt. Rubdi menyelesaikan tugasnya, GKII bethel menerima kehadiran seorang Gembala yang pada waktu itu usianya masih relatif muda; Ev. Chau Simen; saat ini beliau sudah di-pendeta-kan. Kesan yang saya dapatkan adalah beliau seorang “gembala muda” yang bersemangat dan kami merasa bahwa ada kedekatan yang terbilang sangat dekat. Dan khotbah yang kami terima sungguh membuat saya “terbakar” pada waktu itu, tidak menghanguskan tapi menjadikan kami sebagai anak muda semakin menuju kepada kematangan dan kemurnian.
Menilik dari pengalaman saya ; walau tidak dapat dijadikan sebagai sebuah model yang mutlak; kesimpulan saya adalah;
1. Gereja adalah tempat terbaik bagi orang tua; tidak peduli apakah mereja jemaat biasa atau seorang pendeta sekalipun untuk “menitipkan” anak-anak mereka, bila untuk suatu masa harus dipisahkan oleh rentang jarak dan waktu, terutama saat mereka harus berjibaku dengan pendidikan di kota dan orang tua mereka berjuang di pedalaman.
2. Gereja sebagai penerima tanggung jawab; berupaya memberikan apa yang terbaik dalam pembinaan terhadap generasi muda “titipan” ini untuk tidak hanya matang secara intelektual namun tangguh secara spiritual
3. Walau pada masa itu trend Gembala Pemuda belum nampak, namun GKII Bethel Sintang melalui ketua pemuda, Pembina pemuda, Majelis Gereja dan secara khusus gembala sidang, menyediakan diri dengan kesungguhan untuk mempengaruhi generasi titipan; untuk tidak meninggalkan gereja dan tertancap dengan kokoh dan mengikuti kegiatan gereja siang dan malam… he he he… mungkin agak berlebihan, tapi ini sedikit memberikan keterangan bahwa oleh karena terlalu bersemangat dalam kegiatan di gereja saya pernah menginap di gereja; tidak lebih dari duakali sich.
4. Gereja harus menampung bakat dan mengembangkan potensi “generasi titipan” ini; sejujurnya saya belajar berbicara di depan umum dan sedikit tahu tentang musik, semuanya saya peroleh dari gereja.
5. Ada banyak peran yang harus dimainkan gereja dan menurut saya peran yang tidak boleh dilupakan adalah melayani generasi muda di dalam gerejanya, barangkali dan terutama generasi titipan yang harus berjibaku dikota dan terpisah jarak dengan orang tua mereka.
Maju terus GKII Bethel Sintang, mainkan peranmu secara elegan dan signifikan. Terimakasih atas pengaruhnya bagi kehidupan saya secara pribadi, belasan tahun yang lalu. Tuhan memberkati.
Sedikit memperkenalkan diri:
John Ardi, alumni SMP N 2 dan SMU N 2 Sintang, bergereja di GKII Bethel Sintang dari tahun 1992-1997. Menyelesaikan pendidikan di STT Simpson Ungaran Jawa Tengah. Tahun 2003 – 2011 menjadi Gembala pemuda Di GKII Rehobot Mustikajaya, Bekasi, tahun 2012 mengemban tugas untuk mengembangkan Pos PI GKII Rehobot Grand Wisata Bekasi, Jawa Barat.